Tersenyum di Kota Trauma

Keberhasilan hidup saya diawali dengan tidak kesukaan saya pada sebuah kota, karena tuntutan pekerjaan ayah yang mengharuskan beliau dipindah tugaskan ke sebuah kota yaitu Jogja, kota yang membuat aku trauma akan kejadian masa lalu.

Selama 4 tahun aku tinggal di kota Jogja hingga kelas 1 SMA, saat duduk di bangku kelas 1 SMA aku mulai tidak berminat bersekolah di SMA itu, aku benar-benar sudah tidak betah di kota itu, aku tak punya teman akrab karena aku tidak pernah bergaul sama sekali. Hanya sekolah saja aktivitas yang aku lakukan di luar, aku-pun tidak pernah main dengan teman atau-pun mengobrol dengan tetangga. Kapan keluarga aku kembali ke Semarang lagi ? karena seharusnya tugas Ayah di Jogja hanya 3 tahun, tapi sampai sekarang kenapa belum pindah ? Pertanyaan yang sempat terlintas di benak-ku. Tiba-tiba ada kabar bahagia dari Ayah yang disampaikan pada keluarga, Tahun depan (2004) tugas Ayah di Jogja selesai dan pindah kembali ke Semarang. Perasaanku senang sekali saat mendengarnya, tapi Ayah bilang kepada Aku “Kalau besok setelah kenaikan kelas 2, Kamu ingin pindah ke sekolah di Semarang yang mutu dan kualitasnya baik minimal harus masuk di peringkat 10 besar”. Ini benar-benar suatu tantangan buat aku, karena aku ingin nantinya bisa bersekolah dengan mutu dan kualitas yang baik, bukan sekedar sekolah dan pindah di Semarang.

Dengan kerja keras dan belajar giat, akhirnya di setiap ujian semester dan hingga ujian kenaikan kelas Aku tidak hanya masuk ke peringkat 10 besar tetapi bisa mendapatkan peringkat 1 kelas dan juara 1 umum di seluruh kelas satu. Ini semua benar-benar di luar dugaan, ternyata Aku mampu melakukannya dan mendapatkan lebih dari target tantangan itu. Keberhasilan ini tidak akan Aku peroleh dengan sendirinya, butuh perjuangan keras dan Aku sadar kalau Aku mempunyai potensi itu, potensi yang selama ini aku tutupi karena rasa benci Aku terhadap sesuatu. Akhirnya Aku dan semua keluarga bahagia dan tersenyum bangga.