Masa SMA yg bandel

Untuk sekian lama sejak kecil hingga Aku sudah menginjak bangku SMA di tahun pertama, tidak sekali-pun bisa bebas pergi dengan teman-teman. Berangkat sekolah selalu diantar dan pulang sekolah sudah dijemput, Aku tidak di izinkan untuk membawa kendaraan sendiri. Karena Ayah terlalu sayang dan protect terhadap Aku (karena belum punya SIM, takut nanti kalau jatuh…dan apa lagi yua?! sampai terlalu banyak-nya, Aku-pun lupa). Tapi saat itu Aku malah berpikir sebalik-nya, kalau Ayah itu tidak percaya pada anaknya sendiri, masih menganggap Aku sebagai anak kecil (padahal udah SMA lho!) dan mengekang kebebasan Aku. Gara-gara itulah Aku berpikir untuk melepaskan rantai belenggu ini dengan memberontak dan mulai belajar berbohong. Benar ….benar bodoh !!!! Aku sendiri tidak tahu, akibat apa yang akan terjadi dengan melakukan kebodohan ini…!! Mungkin hal inilah yang membuat Ayah membatasi pergaulan Aku dan sangat protect terhadap setiap aktivitas Aku dikala itu. Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya. Memang nggak ada kamus mana-pun yang bilang “Penyesalan itu datang di AWAL” Ceritanya saat itu bulan valentine, namanya anak SMA….,, nggak mungkin-lah kalau nggak pada heboh. Anak-anak seumuran Aku pada sibuk nyusun rencana buat valentine bersama pacar ataupun teman-teman. Di sini-lah peran Aku dimulai, Aku yang mengalami masa peralihan menjadi seorang gadis remaja penasaran untuk mencoba segala macam tingkah laku yang aku lihat di luar. Benar-benar rasa ingin tahu Aku sangat besar, hingga tak tahu apakah itu perilaku yang positive atau negative, semua Aku lakukan dengan penuh kesenangan bersama teman-teman Aku SMA di kala itu. Sebelumnya tepat di hari valentine 14 Februari 2004, Aku banyak mendapatkan coklat dan berbagai kado dari cowok (nggak bermaksud untuk nyombong lho!). Oya, tapi Aku cuma ingat satu nama cowok saja yang ngasih Aku coklat, bernama “Yudith” (s’moga cowok yang Aku maksud nggak baca cerita ini, takutnya Dia jadi GR githu…!!) kebetulan tuch cowok memang suka sama Aku dan pernah “nembak” juga lho (mati dong!!!). Dia adalah kakak kelas 3 sewaktu Aku masih kelas 1 SMA dulu, ya dia lumayan popular-lah di sekolahan itu dan banyak disukai sama cewek-cewek. Tapi saat itu Aku memang malas buat pacaran, karena saat itu juga Aku beranggapan kalau pacaran itu “Ribet” maksudnya, suka senyum-senyum sendiri (kayak udach nggak waras), kadang berantem, manja yang nggak jelas, nangis tanpa sebab, ngatur jadwal untuk berdua dan masih banyak lagi dech!!! (sampai otak Aku mau muntah…lho otak koq mpe bisa muntah?! %*). Emang sech Aku belum pernah pacaran sama se-X…tapi kalau suka sama cowok sech pernah, Aku khan masih normal tapi kalau untuk pacaran “TIDAK” untuk saat itu. Udah jelas khan prinsip Aku!!! Daripada buat pacaran yang buang-buang waktu, lebih baik kita melakukan kegiatan-kegiatan remaja pada umumnya yang lebih bermanfaat hingga akan selalu terkenang di hari nanti kita sudah dewasa maupun sudah beranak-cucu (khan bisa jadi cerita nostalgia). Kalau pacaran khan bisa nanti saja, soalnya nggak akan ketinggalan masa koq (cita-cita Aku, pacaran se-X saja langsung menikah….karena sudah menemukan pangeran impian!!) Alasan yang aneehhh se-X… Di masa SMA tahun pertama itu banyak kegiatan yang sudah Aku lakukan mulai dari bolos sekolah buat jalan2 ke Mall+nonton, coba merokok, dihukum lari di lapangan karena tidak mengerjakan PR, pura-pura sakit dan bikin surat izin palsu, dimusuhin sama kakak kelas cewek gara-gara cowok (ich najis dech…emang cowok di dunia ini tinggal 1 yua?!), mangkir ke kantin pas pelajaran matematika (btw guru-nya homo lho!!...di kelas tuch guru hobinya ngedeketin murid cowok dan murid cewek dicuekin, maka dari itu Aku dan temen-temen lebih baik makan di kantin), itu semua ku-lakukan bersama teman-teman (1 gank=6 cewek), Koq kegiatannya malah yang negative yang dibahas ?!. Tapi jangan negative dulu pikirannya, meskipun Aku bandel di sekolahan, ternyata Aku bisa membuktikan kepada seluruh makhluk hidup yang ada di sekolahan kalau Aku bisa berprestasi dan selalu menjadi juara kelas peringkat pertama lho!! Karena sejujurnya hanya di sekolahan-lah Aku bersikap liar, tapi setelah di rumah Aku menjadi diri-ku yang sebenar-nya, yaitu selalu diam di rumah nonton TV, nulis apa aza, bermain sama kucing kesayangan, ngobrol dengan orang tua atau nenek di kala waktu senggang, berantem sama kakak laki-laki Aku (karena cuma punya 1 saudara kandung saja yang jarak umur-nya hampir 8 th). Semua perbuatan yang telah Aku lakukan di sekolah nggak pernah orang tua tahu, Aku juga nggak tahu koq bisa begitu sech!! Ternyata usut punya usut, Aku menjadi anak kesayangan guru. Padahal murni Aku dan orang tua nggak melakukan apapun buat mereka (maksudnya tau khan!!). Karena Ayah-ku sendiri adalah pribadi yang jujur, keras (tegas), dan disiplinnya tinggi, jadi tindakan yang melanggar semuanya itu sangat dibenci oleh Ayah. Kepada kami-lah pendidikan itu diberikan Ayah sejak dini, agar anak-anak-nya tidak berbuat kerugiaan. Sewaktu di sekolah Aku selalu mendapat nilai tertinggi di mata pelajaran Biologi, Kimia, Geografi, Sejarah, Sastra Indonesia (puisi) dan Seni Gambar dan Lukis hingga pihak sekolah mengirimku lomba antar SMA provinsi di bidang tersebut dan bersyukur bias membawa nama harum sekolah dengan mendapat juara 1. Karena itulah, mungkin sekolah tidak begitu memperdulikan kesalahan Aku. Itulah seulas cerita mengenai kehidupan Aku semasa SMA di tahun pertama.