Pacarku Possesif 1

Dialami oleh, sebut saja Suko. Awal ceritanya saat dia mulai mengalami CLBK (cinta lama bersemi kembali) dengan pacar SD nya dulu, namanya Teddy.

Dulu teddy itu pindah ke Bali bersama keluarganya, setelah dia lulus SMA dia kembali ke Tangerang dan tinggal bersama kakak perempuannya yang sudah berkeluarga, menikah dengan orang Singapore. Mereka berdua beretemu lagi setelah bertahun-tahun tidak berjumpa. Saat itu teddy tidak melanjutkan kuliah dan dia bekerja, ingin hidup mandiri mengumpulkan uang sendiri. Pertama mereka bertemu setelah perpisahan itu, teddy sudah punya pacar dan suko baru putus dengan pacarnya bernama Ageng teman kuliahnya. Dengan keadaan seperti itu memang tidak pernah terpikirkan untuk mengulang kenangan manis di masa SD, meski di dalam hati mereka berdua masih tersimpan cinta masa kecil itu. Setelah berbulan-bulan mereka berkomunikasi lagi dan saat itu hubungan teddy dengan pacarnya itu memang sudah berantakan, akhirnya mereka pun putus. Tapi cewek itu menyalahkan suko kalau dia sudah merebut pacarnya, tidak terima dengan tuduhan itu langsung suko bersikap menjauh dari teddy.

Keadaan mulai kembali tenang setelah peristiwa itu dan karena mereka berdua tidak ada masalah, komunikasi itu terjalin kembali. Teddy sering banget main ke rumah suko, padahal orang tua suko terutama ayahnya sangat tidak suka dengan teddy. Karena dulu sewaktu teddy masih SMP dan tinggal di Tangerang, dia terkenal dengan cap anak nakal yang hobbinya suka nongkrong sama gank motornya, mabuk-mabukan dan suka maen cewek.

Gila…masih SMP aza dulu sudah kayak gitu, bener-bener parah abiz tuch cowok! Pantes saja Om aku sangat benci dan marah kalau teddy maen ke rumah. Aku baru tahu alasan itu semua waktu liburan natal dan tahun baru kemarin menginap di Tangerang dan suko cerita.

Mereka sudah pacaran hampir 1 tahun dan saat aku bertemu pertama kali dengan teddy pas maen ke rumah, kesan pertama yang aku dapat malah terbalik 180° dari apa yang diceritakan oleh suko. Dia sopan, ramah dan care banget sama suko. Ya…mungkin aza dia sudah berubah, apalagi itu kan cerita dulu jadi wajarlah kalau zaman masih labil suka buat kesalahan.

Karena sejujurnya guru yang terbaik itu adalah pengalaman. Manusia bisa belajar mana yang baik dan mana yang buruk, karena manusia adalah tempatnya salah.

Tapi meski teddy sudah berubah menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab, tapi ada sifatnya yang sangat menyebalkan dan ganjil. Dia awalnya perhatian banget sama aku dan selalu ingin tahu kabar aku. Awal mulanya aku menganggap ini adalah wujud sayangnya dia ma aku, tapi semakin lama kelamaan kenapa aku merasa diatur dan dikendalikan oleh dia. Kebebasan aku semakin dibatasi, tidak bisa lagi jalan ke mall dengan teman-teman, selalu dicemburuin kalau aku akrab dengan teman laki-laki, semua laporan dan inbox di hp selalu di cek sama dia dan sampai menghapus semua daftar phone book aku yang nggak ada hubungan selain saudara. Ya Tuhan, aku merasa bukan lagi sebagai diriku tapi sebagai bayangan dia yang selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Kalau aku membantah keinginannya, dia tak segan-segan mengatai aku dengan kata-kata kasar. Di depan dia, aku seolah-olah tidak lagi punya harga diri.

Aku sebagai saudara, mendengar keluh kesah suko langsung emosi. Coba pikirkan, siapa dia?! Orang tua bukan, kakak bukan, saudara bukan, suami juga bukan, baru pacar aza sudah belagu sok ngatur-ngatur. Laki-laki kayak gitu nggak cocok dipertahanin, takutnya masih pacaran aza sering berbuat kasar apalagi kalau sudah jadi suami…!! Menurut aku perlakuan seperti itu bukan wujud rasa sayang tapi obsesi dia untuk memiliki kamu seutuhnya. Orang kayak gitu sangat berbahaya apalagi rasa ingin memilikinya terlalu berlebihan bisa-bisa dia berbuat nekat yang diluar pikiran kita.

Semua keputusan ada ditangan suko, dia yang lebih tahu mana yang terbaik buat dirinya. Meski suko sangat cinta tapi kita juga tidak boleh lemah pada perasaan. Kita juga harus melihat secara logika dan kenyataan yang sudah terjadi. Hubungan pacaran yang sudah tidak ada waktu untuk tidak bertengkar dan cek-cok mulut itu sudah tidak sehat. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain itu yang dibutuhkan dalam menjalin hubungan sehingga di dalam diri kita pun akan tertanam rasa kepercayaan tanpa harus memproteksi kebebasan pasangan kita sebagai makhluk sosial.