Jodoh Tuhan

Cerita nyata yang dialami oleh saudara sepupu aku sendiri, sebut saja Riska (bukan nama sebenarnya). Kisah cinta yang sangat pilu dan menjadikan cermin buat diriku untuk belajar memahami arti cinta dalam hidup.

Kak riska mempunyai seorang pacar bernama chandra (bukan nama sebenarnya), mereka menjalin hubungan sejak duduk di kelas 1 SMA sampai sekarang mereka sudah 9 tahun berpacaran. Pada awalnya mereka juga nggak mengira kalau hubungan yang berawal dari pertemanan ini bisa langgeng hingga waktu yang lama. Setelah mereka sama-sama lulus SMA, mereka terpaksa berpisah meski masih dalam satu kota. Mereka masing-masing meneruskan kuliah di perguruan tinggi yang berbeda, meski begitu komunikasi diantara mereka masih terjalin sangat baik bahkan semakin intim.

Yang buat aku salut melihat dan menyaksikan kisah cerita cinta mereka adalah meski sudah beberapa kali mereka putus karena suatu sebab, sekalipun disebabkan karena adanya pihak ketiga tetapi akhirnya mereka bisa bersatu lagi dan saling memaafkan untuk menerima segala kesalahan diantara mereka.

Selama 4 tahun kak riska menggeluti dunia ilmu kesehatan dan akhirnya lulus menjadi dokter gigi di salah satu perguruan tinggi di kota “B” dan langsung bekerja di Dinas Kesehatan Kota setelah lolos dalam seleksi CPNS di kota tersebut. Sedangkan kak chandra pacarnya masih belum selesai kuliah, hingga harus menghabiskan waktu 5 tahun untuk lulus menjadi seorang sarjana di fakultas olahraga. Kak chandra terlambat menyelesaikan kuliah dikarenakan banyak mengambil cuti untuk kegiatannya bersama bandnya. Tetapi meskipun begitu mereka berdua tetap kompak dan saling mendukung satu sama lain.

Selama mereka berpacaran, selama itupula pihak kedua belah keluarga tidak saling mengetahui karena hubungan mereka ditentang oleh keluarga dikarenakan adanya jurang perbedaan baik dari segi agama dan latar belakang pendidikan mereka. Karena sebuah niat yang tulus atas nama cinta, kak chandra memberanikan diri untuk datang ke rumah kak riska dengan niat melamar kak riska untuk menjadi tunangannya. Meski sadar akan adanya penolakan dari masing-masing kedua belah pihak, tetapi mereka berdua bersi keras untuk tetap terus bersama meski banyak caci maki yang akan mereka terima.

Dengan tekad dan keyakinan, kak chandra akhirnya bekerja dan diangkat menjadi guru tetap bidang olahraga di sebuah SMA Swasta di kota “B”, usaha keras yang dilakukan selama 2 tahun meski tidak sebanding dengan pekerjaan kak riska. Karena cinta segala perbedaan sudah bukanlah masalah yang menjad konflik lagi. Tetapi malah menjadi masalah buat mama kak riska, karena beranggapan seolah-seolah menikah dengan seorang yang berprofesi sebagai guru itu hidupnya akan sengsara. Harusnya kak riska yang berprofesi sebagai dokter setidaknya mendapatkan suami seorang dokter pula atau yang lebih diatas kak riska.

Mungkin orang tua melakukan hal demikian karena ingin melihat anaknya bahagia, tetapi apa mungkin kebahagian hanya diperoleh dengan limpahan materi, status atau jabatan? Tanpa adanya cinta, alasan yang klise untuk zaman sekarang sech! Karena kita nggak akan hidup dengan hanya bermodal cinta, tetapi kita juga perlu materi untuk kelangsungan hidup dan kebutuhan anak yang terlahir kelak.

Ya. . . namanya juga manusia, tidak ada kata puas! Kalau disuruh memilih, lebih baik hidup berkecukupan materi bersama orang yang kita cintai dan mencintai kita.

Dengan berbagai cara kedua belah keluarga berusaha untuk memisahkan mereka, hingga mereka tidak diijinkan untuk saling bertemu. Selama bertahun-tahun mereka dibuat menderita oleh keadaan dan keluarga mereka masing-masing. Keluarga kak riska menentang karena adanya perbedaan status pekerjaan, sedangkan pihak keluarga kak chandra menolak hubungan mereka karena adanya perbedaan agama. Kak chandra lahir dalam keluarga katholik dan kak riska lahir dalam keluarga islam.

Bukankah sesungguhnya semua agama di dunia ini baik, dan manusia tercipta dari segala perbedaannya. Agama, Cinta dan Kematian adalah pemberian TUHAN yang mutlak semenjak kita dilahirkan di dunia ini. Tetapi kenapa manusia menentang dan mempersalahkannya, dosakah mereka yang melakukannya?

Mereka tetap ingin membuktikan kepada keluarga dan semua orang kalau ini semua adalah kehendak Tuhan, dari mereka bertemu pertama kali hingga berbagai cobaan yang mereka terima sampai saat ini. Dengan segala pengorbanan, hingga suatu saat terjadilah sebuah kejadian yang tidak diinginkan. Karena rasa cintanya yang kuat dengan kak chandra dan tidak ingin berdurhaka kepada kedua orang tua terutama kepada mamanya, kak riska sampai nekat menyakiti diri sendiri untuk mogok makan dan mengurung diri di kamar demi sebuah pembuktian. Hingga rela untuk meninggalkan semua yang sudah dia raih selama bekerja menjadi seorang dokter gigi. Berakhir di rumah sakit, mama kak riska akhirnya dibukakan pintu hatinya dan sadar kalau kebahagiaan anak lebih dari segalanya. Betapa hati terluka dan sakitnya melihat anak yang sangat dicintainnya itu terbaring lemas di ranjang dan menderita karena ke-egois-an hati seorang ibu.

Cinta memang tidak dapat dipaksakan, tidak tahu kapan dan kepada siapa cinta itu akan menepi untuk berlabuh.

Setelah kedua belah keluarga melihat kesungguhan cinta mereka berdua, akan berdosa mereka jika tetap menentang Takdir Tuhan. Restu pun datang dan diwujudkan oleh sebuah pernikahan di bulan Juni 2010. Dengan adanya perbedaan itu, mereka sadar kalau mereka ternyata saling memiliki dan tak ingin untuk dipisahkan lagi. Berbagai cobaan membuat mereka semakin kuat dan yakin kalau mereka berdua tercipta untuk bersama.

Kak chandra membuktikan sebuah pengorbanan cintanya untuk kak riska, dengan mengikuti berbagai tes CPNS dan alhasil diterima sudah menjadi pegawai negeri yang bekerja di Dinas Pendidikan Kota “B”. Sedangkan pengorbanan cinta kak riska kepada kak chandra, dengan niat ikhlasnya masuk dan memeluk agama katholik dengan melakukan proses pembaptisan di gereja.

Bukti kebesaran kuasa Tuhan yang ditampakkan pada hubungan cinta mereka. Akhirnya hubungan mereka berakhir bahagia dengan kak riska yang akan resmi menikah di usia 26 tahun, tidak ada lagi perbedaan dalam cinta mereka.

Aku baca surat di sebuah ayat suci yang berbunyi, “Bahwa berdosa kalian, jika kalian menyakiti hati yang kalian cintai”. Jika kita mencintai seseorang yang berbeda dengan kita dan banyak hujatan yang akan kita terima, terimalah dengan ikhlas karena itu anugrah dari Tuhan.