Teman kuliah aku bernama ifa (bukan nama sebenarnya), kita kenal di semester kedua dan tepatnya awal tahun 2007. Sebenarnya kami sudah saling kenal saat OSPEK di ciwidey tahun 2006 karena kita satu regu, tapi baru kenal secara dekat dan akrab di bulan februari 2007. Karena kesamaan yang sama membuat kita dekat dan saat di gasibu ada event festival kebudayaan Jepang – Indonesia kita pergi menonton bersama.
Ifa cerita soal pacarnya yang ada di sebuah kota di pulau Sumatra dan ternyata mereka sudah pacaran sejak SMA (itu hal biasa) tapi yang buat aku kaget ternyata selama berpacaran 3 tahun mereka belum pernah sama sekali bertemu secara fisik karena jarak yang jauh, ifa tinggal di Jakarta dan cowoknya ada di Sumatra. Proses mereka pacaran lewat dunia maya dan udara. Dari awal perkenalan yang melalui perantara adik sepupu cowok itu, berlanjut di telepon dan chatting di dunia maya hingga proses penembakan dan akhirnya berpacaran.
Tak dipungkiri kalau mereka pun sering mengalami pertengkaran, di satu dunia aza kita suka bertengkar apalagi beda dunia yang resikonya lebih banyak. Butuh kepercayaan dan kejujuran yang kuat dalam menjalani hubungan seperti itu. Tetapi ifa mampu menjalaninya, yang terasa berat kalau kita santai tetap serius itu akan serasa menjadi lebih mudah.
Memang benar cinta tidak pernah mengenal batasan ruang dan waktu, kalau hati sudah saling bertaut segala resiko akan serasa mudah dilalui.
Karena pertengkaran yang sering terjadi diantara mereka hingga puncaknya di pertengahan tahun 2007 mereka putus. Dari awal pacaran sampai akhirnya mereka putus belum sekalipun mereka bertemu. Dan di tahun itu juga ifa menemukan seseorang yang mungkin lebih baik dan lebih nyata ada buat ifa daripada cowok itu. Hubungan mereka sampai saat ini masih berjalan awet dan semoga aza mereka tetap bisa bersama dalam waktu yang lama. Amien!
Keparcayaan dan keyakinan mungkin belum cukup untuk menjalani hubungan, tetapi kita juga butuh perhatian saat kita sedang ingin dimanja dan merasa dibutuhkan. Jadi intinya banyak hubungan yang hancur dan berantakan karena ruang dan waktu.
Pesan terakhir dari sahabatku Adelina. Ternyata sebelum dia menerima takdirnya untuk pergi meninggalkan dunia selamanya, dia memberikan sebuah diari untuk aku.
Terakhir aku bertemu adel saat liburan di bulan oktober 2009, pada saat itu aku nggak pernah menyangka kalau itu pertemuan terakhir kita. Saat itu tidak ada hal aneh dari sikap adel maupun firasat, ya…pertemuan itu seperti biasa saja nggak merasakan adanya hal-hal ganjil. Kita ngobrol, curhat ini itu, jalan-jalan tapi sayang kita nggak melakukan hal yang biasa kami lakukan yaitu berfoto. Kami memiliki kebiasaan yang sama,kalau pergi kemanapun pasti kita wajib untuk foto-foto buat dukementasi pribadi aza sech. Atau mungkin itu merupakan sebuah pertanda tapi kami berdua tidak pernah menyadarinya.
Adel adalah sahabat aku sejak kami duduk di bangku TK, kami bersahabat 4 orang yaitu, Adel, Nita, Prisci dan Aku sendiri. Semua sudah seperti saudara bukan hanya sekedar teman, meski kita berempat berpisah setelah lulus SD tapi kita selalu menjalin komunikasi hingga saat ini. Tapi diantara mereka, aku lebih dekat dengan adel. Karena sifat aku yang dulu sangat tertutup, hanya dengan adel aku bisa bercerita dan percaya dengannya. Meski diluar sana aku banyak memiliki teman dari SMP hingga Kuliah, tetap aza susah untuk menjatuhkan hati dan kepercayaanku selain kepada adel. Tidak dipungkiri kalau aku dengan adel sering sekali berselisih paham dan bertengkar, saking seringnya mungkin itu yang membuat aku nyaman untuk curhat padanya. Karena kami berdua saling memahami karakter satu sama lain. Hanya dia sahabat aku yang pernah menampar aku dengan keras di pipi (meski tamparannya keras, tapi aku nggak merasa sakit atau marah dengan adel?), satu-satunya sahabat yang bisa mengendalikan kekalutan aku dan mampu menyadarkan aku tentang pentingnya hidup ini saat aku rapuh dan putus asa.
Tapi sekarang adel sudah pergi dan tak akan pernah kembali, aku sangat kehilangan padahal dulu dia pernah berjanji kalau dia akan selalu berada disamping aku untuk membantu dan menjadi tempat curhat. Dia bohong…dia ingkar janji, aku benci dia! (perasaan aku saat itu yang aku rasakan saat mendapat kabar tentang kematian adel).
Adel dulu pernah mengalami kecelakaan mobil, tapi tidak parah dan hanya shock aza. Setelah beberapa tahun kejadian itu adel sering merasakan sakit di dadanya. Setelah dicek dan di rotgen ke dokter ternyata tulang paru-parunya ada yang retak. Mungkin akibat benturan dengan stir mobil yang sangat keras. Adel nggak pernah bercerita ke siapapun terutama keluarganya, mungkin dia nggak ingin mengkhawatirkan keluarganya. Baru ketahuan saat adel sering batuk dan muntah darah akhir-akhir ini. Selalu menangis kesakitan menahan nyeri di dadanya. Karena tidak kuat lagi, keluarganya pun kaget melihat keadaan adel dan membawa ke rumah sakit dan baru disitulah keluarganya tahu hal sebenarnya yang menimpa adel. Menurut penjelasan dokter karena tulang paru-parunya retak, sehingga terjadi penyubatan aliran pembuluh darah disekitar organ paru-paru dan jantung. Sedih bukan main perasaan keluarganya, akupun bisa merasakannya.
Tapi kenapa aku harus tau cerita itu setelah pemakaman adel selesai. Sahabat macam apa aku ini, yang selalu ada buat dia tapi nggak bisa merasakan penderitaan yang dia sembunyikan selama ini. Dan kenapa adel nggak mau jujur pada aku, bukankah aku sahabatnya? Dulu kita pernah berjanji untuk saling terbuka satu sama lain dan tidak ada hal yang disembunyikan diantara kita…!!
Setelah pemakaman dilakukan, mama adel memberi aku sebuah buku diari milik adel tak terkecuali nita dan prisci yang kata mamanya “ini pesan terakhir dari adel”. Setelah kami bertiga buka dan ingin mengetahui pesan apa yang dituliskan oleh adel untuk kita, nita dan prisci hanya melihat kumpulan foto-foto kita berempat yang dia tempel di buku harian. Sedangkan buku diari yang aku pegang tidak ada isinya dan hanya kertas putih tanpa goresan tinta tetapi di lembar terakhir buku harian tertulis sepenggal kata “Aku terlahir dengan cinta dan aku mati dengan cinta pula”. Jujur… aku sampai sekarang nggak pernah mengerti maksud dari kalimat tersebut, yang membuat aku bingung kenapa adel memberi aku pesan yang berbeda dengan yang lainnya, nita dan prisci.
Selamat jalan sahabat, kamu akan terus hidup di hatiku dan tetap menjadi curahan segala cerita hidup aku. Aku percaya kamu disana akan bahagia, karena kami disini akan selalumengenangmu dengan cinta. Terima kasih sudah memberi warna dalam hidup aku ^__^
Cerita nyata yang dialami oleh saudara sepupu aku sendiri, sebut saja Riska (bukan nama sebenarnya). Kisah cinta yang sangat pilu dan menjadikan cermin buat diriku untuk belajar memahami arti cinta dalam hidup.
Kak riska mempunyai seorang pacar bernama chandra (bukan nama sebenarnya), mereka menjalin hubungan sejak duduk di kelas 1 SMA sampai sekarang mereka sudah 9 tahun berpacaran. Pada awalnya mereka juga nggak mengira kalau hubungan yang berawal dari pertemanan ini bisa langgeng hingga waktu yang lama. Setelah mereka sama-sama lulus SMA, mereka terpaksa berpisah meski masih dalam satu kota. Mereka masing-masing meneruskan kuliah di perguruan tinggi yang berbeda, meski begitu komunikasi diantara mereka masih terjalin sangat baik bahkan semakin intim.
Yang buat aku salut melihat dan menyaksikan kisah cerita cinta mereka adalah meski sudah beberapa kali mereka putus karena suatu sebab, sekalipun disebabkan karena adanya pihak ketiga tetapi akhirnya mereka bisa bersatu lagi dan saling memaafkan untuk menerima segala kesalahan diantara mereka.
Selama 4 tahun kak riska menggeluti dunia ilmu kesehatan dan akhirnya lulus menjadi dokter gigi di salah satu perguruan tinggi di kota “B” dan langsung bekerja di Dinas Kesehatan Kota setelah lolos dalam seleksi CPNS di kota tersebut. Sedangkan kak chandra pacarnya masih belum selesai kuliah, hingga harus menghabiskan waktu 5 tahun untuk lulus menjadi seorang sarjana di fakultas olahraga. Kak chandra terlambat menyelesaikan kuliah dikarenakan banyak mengambil cuti untuk kegiatannya bersama bandnya. Tetapi meskipun begitu mereka berdua tetap kompak dan saling mendukung satu sama lain.
Selama mereka berpacaran, selama itupula pihak kedua belah keluarga tidak saling mengetahui karena hubungan mereka ditentang oleh keluarga dikarenakan adanya jurang perbedaan baik dari segi agama dan latar belakang pendidikan mereka. Karena sebuah niat yang tulus atas nama cinta, kak chandra memberanikan diri untuk datang ke rumah kak riska dengan niat melamar kak riska untuk menjadi tunangannya. Meski sadar akan adanya penolakan dari masing-masing kedua belah pihak, tetapi mereka berdua bersi keras untuk tetap terus bersama meski banyak caci maki yang akan mereka terima.
Dengan tekad dan keyakinan, kak chandra akhirnya bekerja dan diangkat menjadi guru tetap bidang olahraga di sebuah SMA Swasta di kota “B”, usaha keras yang dilakukan selama 2 tahun meski tidak sebanding dengan pekerjaan kak riska. Karena cinta segala perbedaan sudah bukanlah masalah yang menjad konflik lagi. Tetapi malah menjadi masalah buat mama kak riska, karena beranggapan seolah-seolah menikah dengan seorang yang berprofesi sebagai guru itu hidupnya akan sengsara. Harusnya kak riska yang berprofesi sebagai dokter setidaknya mendapatkan suami seorang dokter pula atau yang lebih diatas kak riska.
Mungkin orang tua melakukan hal demikian karena ingin melihat anaknya bahagia, tetapi apa mungkin kebahagian hanya diperoleh dengan limpahan materi, status atau jabatan? Tanpa adanya cinta, alasan yang klise untuk zaman sekarang sech! Karena kita nggak akan hidup dengan hanya bermodal cinta, tetapi kita juga perlu materi untuk kelangsungan hidup dan kebutuhan anak yang terlahir kelak.
Ya. . . namanya juga manusia, tidak ada kata puas! Kalau disuruh memilih, lebih baik hidup berkecukupan materi bersama orang yang kita cintai dan mencintai kita.
Dengan berbagai cara kedua belah keluarga berusaha untuk memisahkan mereka, hingga mereka tidak diijinkan untuk saling bertemu. Selama bertahun-tahun mereka dibuat menderita oleh keadaan dan keluarga mereka masing-masing. Keluarga kak riska menentang karena adanya perbedaan status pekerjaan, sedangkan pihak keluarga kak chandra menolak hubungan mereka karena adanya perbedaan agama. Kak chandra lahir dalam keluarga katholik dan kak riska lahir dalam keluarga islam.
Bukankah sesungguhnya semua agama di dunia ini baik, dan manusia tercipta dari segala perbedaannya. Agama, Cinta dan Kematian adalah pemberian TUHAN yang mutlak semenjak kita dilahirkan di dunia ini. Tetapi kenapa manusia menentang dan mempersalahkannya, dosakah mereka yang melakukannya?
Mereka tetap ingin membuktikan kepada keluarga dan semua orang kalau ini semua adalah kehendak Tuhan, dari mereka bertemu pertama kali hingga berbagai cobaan yang mereka terima sampai saat ini. Dengan segala pengorbanan, hingga suatu saat terjadilah sebuah kejadian yang tidak diinginkan. Karena rasa cintanya yang kuat dengan kak chandra dan tidak ingin berdurhaka kepada kedua orang tua terutama kepada mamanya, kak riska sampai nekat menyakiti diri sendiri untuk mogok makan dan mengurung diri di kamar demi sebuah pembuktian. Hingga rela untuk meninggalkan semua yang sudah dia raih selama bekerja menjadi seorang dokter gigi. Berakhir di rumah sakit, mama kak riska akhirnya dibukakan pintu hatinya dan sadar kalau kebahagiaan anak lebih dari segalanya. Betapa hati terluka dan sakitnya melihat anak yang sangat dicintainnya itu terbaring lemas di ranjang dan menderita karena ke-egois-an hati seorang ibu.
Cinta memang tidak dapat dipaksakan, tidak tahu kapan dan kepada siapa cinta itu akan menepi untuk berlabuh.
Setelah kedua belah keluarga melihat kesungguhan cinta mereka berdua, akan berdosa mereka jika tetap menentang Takdir Tuhan. Restu pun datang dan diwujudkan oleh sebuah pernikahan di bulan Juni 2010. Dengan adanya perbedaan itu, mereka sadar kalau mereka ternyata saling memiliki dan tak ingin untuk dipisahkan lagi. Berbagai cobaan membuat mereka semakin kuat dan yakin kalau mereka berdua tercipta untuk bersama.
Kak chandra membuktikan sebuah pengorbanan cintanya untuk kak riska, dengan mengikuti berbagai tes CPNS dan alhasil diterima sudah menjadi pegawai negeri yang bekerja di Dinas Pendidikan Kota “B”. Sedangkan pengorbanan cinta kak riska kepada kak chandra, dengan niat ikhlasnya masuk dan memeluk agama katholik dengan melakukan proses pembaptisan di gereja.
Bukti kebesaran kuasa Tuhan yang ditampakkan pada hubungan cinta mereka. Akhirnya hubungan mereka berakhir bahagia dengan kak riska yang akan resmi menikah di usia 26 tahun, tidak ada lagi perbedaan dalam cinta mereka.
Aku baca surat di sebuah ayat suci yang berbunyi, “Bahwa berdosa kalian, jika kalian menyakiti hati yang kalian cintai”. Jika kita mencintai seseorang yang berbeda dengan kita dan banyak hujatan yang akan kita terima, terimalah dengan ikhlas karena itu anugrah dari Tuhan.
Cerita dari sahabatku, sebut saja Dee (bukan nama sebenarnya), yang akhirnya menemukan cinta terakhir meski dengan jalan yang salah.
Dee adalah seorang sahabat yang aku kenal di bangku kelas 2 SMA, kami berkenalan secara tidak sengaja karena sebelumnya aku adalah murid pindahan. Berkenalan, mengobrol dan menjadi semakin akrab. Pada suatuketika dee memperkenalkan pacarnya kepada aku, cowok itu adalah kakak kelas kami yang duduk di kelas 3 IPS. Dee bercerita padaku kalau hubungan mereka ditentang oleh mamanya dee. Aku tidak tahu sebabnya mengapa, karena dee nggak pernah bercerita padaku. Mereka berpacaran secara backstreet, tanpa sepengetahuaan mama dee. Dee tinggal berdua dengan mamanya, papanya sudah meninggal saat dee masih duduk di bangku SMP. Mama dee seorang guru di sekolahan kami, jadi dengan begitu mereka berdua seolah-olah tidak pernah saling mengenal di sekolah meski semua teman-teman tahu kalau mereka pacaran.
Setelah beberapa bulan aku berteman dengan dee, sejak itupula dee putus dengan cowoknya. Tanpa sepengetahuan aku, dee menjalin hubungan dengan sepupu aku dan mereka ternyata sudah jadian. Memang benar kata pepatah “sesuatu yang disembunyikan, suatu saat akan tercium juga”. Tidak butuh waktu lama hubungan dee dengan sepupu aku sudah diketahui banyak orang dan keluarga. Secara resmi mereka memproklamirkan hubungan mereka sebagai sepasanga kekasih. Bertahun-tahun hubungan mereka terjalin, hingga puncaknya di tahun ke-3 sepupu aku berniat serius pada dee. Tapi sayang, hubungan mereka terhalang oleh perbedaan keyakinan, dee lahir di keluarga Kristen-Protestan. Tetapi mama dee sangat merestui hubungan mereka kalaupun dee harus mengikuti keyakinan keluarga kami, mamanya pun ikhlas demi kebahagiaan dee. Karena mama dee beranggapan kalau sepupu aku bisa menjaga dee. Dee dihadapkan diantara dua pilihan, bahwasanya dee mencintai sepupu aku tetapi keluarga dari papa dee tidak setuju kalau dee memeluk agama Islam. Keluarganya mengancam dee dengan kalimat “kamu rela mengganti Tuhanmu dengan seorang manusia, berdosa kamu!”.
Cobaan terberat dalam hidup dee saat dia harus menerima takdir kalau mamanya sakit dan meninggal akhirnya gara-gara kanker rahim yang dideritanya selama bertahun. Dee sangat terpukul dan putus asa, karena mamanya pun ikut pergi menyusul papanya di surga. Dee tidak focus lagi terhadap kuliahnya. Tetapi ada pesan terakhir mamanya pada sepupu aku, kalau mamanya minta tolong untuk menjaga dee. Dengan rasa sayangnya pada dee, sepupu aku mengajak dee untuk menikah agar dee bisa menjadi tanggung jawab sepupu aku dan menepati janji pada mama dee. Disaat itu, seusai beberapa bulan sepeninggal mama dee dia memutuskan hubungan dengan sepupu aku. Entah salah apa sepupu aku hingga dee tega berkhianat dengan laki-laki lain. Dengan tabah, sepupu aku menerima itu semua, mungkin mereka belum berjodoh.
Setahun berlalu setelah kejadian itu, dee gagal kuliah dikarenakan dia di DO dari asramanya karena hamil di luar nikah. Cita-citanya ikut hancur, tidak bisa menjadi seorang bidan sesuai keinginan mamanya dee. Dan akhirnya dee pun menikah dengan pacarnya setelah usia kandungannya beranjak 4 bulan.
Semoga ini jalan terbaik yang kamu pilih. Aku sahabat kamu akan tetap selalu mendukung dan ada buat kamu.
Pilihan hidup tak ubahnya seperti, memlih sepasang sepatu yang nyaman, untuk menapaki jalan yang tak slalu mulus. . . . dan yang paling bagus, untuk membawa kita ke tempat yang indah. . . .
I'm a super ordinary person, a little more ordinary than any other ordinary person. ha. tts sounds a little extraordinary.
i luv my family and frenz as they color my lyf and are e reasons y i live.
thank God for blessing me with a bunch of fun-loving, friendly, sincere frenz who r always dere 4 me.